January 09, 2014

Hujan

Kenapa tiba-tiba begitu suka pada hujan?
Rintiknya, wanginya, debarnya . . .
Ingin kubiarkan saja ia menerpa dan membasahi wajah.
Menghanyutkan titik-titik gelisah, melengutkan senyum pada hati yang resah.

Rintik itu terasa perih dan sakit, sesekali . . .
Bahkan kadang juga menampar dan menusuk,
tapi hujan . . . menjejak
hujan . . . memikat
hujan . . .
memaksaku untuk membuka halaman usang, tentangmu dan payung biru . . .
tentang abu-abu, tentang lagu . . .

Hujan kali ini,
tak akan kubagi, sama sekali!
Akan kunikmati sendiri, kugilai . . . kucumbui . . .
Kutunggui hingga . . . datangnya pelangi membawa kembali kekasih yang pergi.
Hingga . . .
aroma itu menghangatkan dekapmu yang tertinggal di kalbu
Hingga . . .
melodi tentang hujan kembali membisingkan keheningan yang kau ciptakan.

Lelah itu menerjang, memang . . .
Tapi asa terlalu kuat untuk membiarkannya terpaku,
sehingga kuatlah ia untuk tetap melaju,
perlahan . . .
bersama rinai dan rintik hujan . . .

Aku menunggu . . .